Dialog dan Himbauan Dari Forum Gantha Sahitya “Untuk Indonesia Damai”

SuaraOne Jakarta—Usai dialog Forum Gantha Sahitya menyampaikan himbauan yang dibacakan secara bersama oleh Dian Wisdiannawati, Juliani Malik, Hendrawati Sri Pasifik, Alita Masdar, Melanie Irene, Sri Murdiningsih bersama Sri Eko Sriyanto Galgendu di Gedung Vinoti Living Majalah Indonesia Asri, Jl. Raya Cipinang Besar Selatan, No. 8 Cipinang Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis, 25 Januari 2024

Tujuh poin penting dari seruan itu diantara mengharap (1) terselenggaranya Pemilihan Umum (Pemilu) yang tepat waktu, aman, damai, jujur, adil, bebas dan rahasia serta transparasi, terhormat dan bermartabat.

Berikutnya adalah (2) terwujudnya netralitas penyelenggara Pemilu, netralitas aparatur negara, netralitas aparatur pemerintah dan netralitas aparatur desa/ kelurahan dalam pelaksanaan pemilihan Presiden/ Wakil Presiden serta pemilihan calon legislatif.

Kecuali itu himbauan bersama ini juga mengharapkan (3) menjaga dan mewujudkan stabilitas sosial, stabilitas politik dan stabilitas keamanan. Serta (4) mencegah penyebaran berita bojong (hoax) yang berpotensi memecah belah bangsa.

Baca Juga:  Dibuka Ketua DPD PJS Sumut, Turnamen Catur Rileks Ajang Silaturahmi Jurnalis

Namun yang tak kalah penting pula adalah (5) menghentikan berbagai skenario konflik sosial dan konflik politik yang dapat mengarah kepada kerusuhan sosial. Hingga kemudian, Forum Gantha Sahitya untuk
(6) menyerukan kepada semua warga bangsa dapat berdo’a dan menggerakkan kekuatan spiritual demi dan untuk keselamatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Yang terakhir, seruan Forum Gantha Sahitya (7) mengajak para negarawan, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat di seluruh Indonesia untuk merapatkan barisan, memperkokoh serta meneguhkan solidaritas sosial dan solidaritas kebangsaan sebagai gerakan “Indonesia Damai” di semua tingkatan secara terpadu dan berkelanjutan.

Dari dialog Forum Gantha Sahitya Bunda Sri Murdiningsih bersama Bunda Hendrawati Sri Pasifik banyak mengurai nilai-nilai spiritual dari rencana pembangunan komplek Taman Perdamaian Dunia Surya Majapahit yang telah memasuki tahun ke sembilan sejak ide dan gagasan yang luhur itu dari Taman Perdamaian Dunia Surya Majapahit di Jawa Timur itu.

Baca Juga:  Seperti Kubangan Sapi, Kondisi Jalan Simpang Palmaris-Bintuhan Bejangkar

Sedangkan Wali Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu kembali mengungkap kilas balik dari gerakan kebangkitan spiritual yang sudah dimulai pada siklus tujuh abad pertama (tahun 0- 700) yang ditandai oleh Isa Almasih. Pada siklus tujuh abad kedua (700 – 1400) ditandai oleh kehadiran Nabi Muhammad SAW dengan pencerahan yang ditandai dengan kejayaan Islam. Sedangkan pada siklus tujuh abad ke tiga (1400 – 2100) sudah ditandai dengan kejayaan Sriwijaya dan Majapahit dan suku bangsa Nusantara. Kini dalam siklus tujuh abad ke empat (2100 dan selanjutnya) akan segera kembali ditandai oleh kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual yang menjadi cahaya di bumi dari Negeri Timur, khususnya
Nusantara yang telah disepakati menjadi Indonesia seperti adanya sekarang ini. Karena itu, Sri Eko Sriyanto Galgendu yakin dan percaya Indonesia akan menjadi Mercu suar (Cahaya) dunia. Demikian ungkap Wali Spiritual Nusantara ini yang telah menapak jalan spiritual sejak 28 tahun silam, semasa masih bermukim di kota kelahirannya, Surakarta Hadiningrat, atau Solo.

Baca Juga:  Bank Kalsel Peduli Generasi Muda Yang Suka Nonton Konser Untuk Beri Diskon Tiket Konser Musik

Usai dialog di Sekretariat Redaksi Majalah Asri (yang kini lebih terkenal dengan nama Asrinesia), diskusi yang lebih teknis terus berlanjut menjelang malam di Bruen Caffee, Jl. DI. Panjaitan, Cawang, Jakarta Timur, sambil memantapkan rencana aksi berikutnya yang lebih penting untuk segera direalisasikan demi dan untuk kepentingan bangsa dan kepentingan negara yang lebih mendesak dan lebih urgen.

(Suganda)