Wilayah Jelajah Spiritual Yang Tidak Terjangkau Oleh Kecerdasan Akal Intelektual

SuaraOne Jakarta—-Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit untuk menerima perintah dari Allah SWT menjalankan sholat dari 50 kali sehari. Namun ketika turun ke langit lapisan bawah, Nabi Muhammad SAW dicegat oleh Nabi Musa yang meminta Nabi Muhammad SAW untuk memohon pengurangan waktu sholat, karena dengan jumlah tersebut dianggapnya akan terlalu memberatkan umat Nabi Muhammad SAW kelak.

Yang menarik, Nabi Muhammad SAW tidak saja setuju terhadap usulan Nabi Musa tapi juga mematuhi usulan Nabi Musa untuk kembali menghadap Allah SWT untuk meminta keringanan terhadap banyaknya waktu sholat. Dan keringan jumlah sholat pun dikurangi, menjadi 10 kali saja dalam sehari dan semalam.

Saat turun kembali ke langit dibawahnya, Nabi Musa kembali mencegat Nabi Muhammad SAW untuk menanyakan hasil permohonannya kepada Allah SWT ikhwal jumlah sholat, tapi ternyata jumlah waktu sholat yang diberikan keringanan oleh Allah SWT sebanyak 10 kali dalam sehari semalam itu, masih dianggap berat.

Baca Juga:  Satgas Yonif 122/TS Utamakan Kesehatan Masyarakat Pedalaman Papua Dengan Pengobatan Keliling di Wilayah Perbatasan RI-PNG

Jumlah 10 kali sholat dalam sehari dan semalam ini pun masih dianggap berat bagi Nabi Musa untuk dilakukan oleh Umat Muhammad. Maka itu, Nabi Musa kembali mengusulkan untuk meminta kembali keringanan, hingga akhirnya dipenuhi sebanyak 5 kali sholat wajib itu dalam sehari semalam bagi umat Islam, seperi sholat wajib yang sekarang dilakukan oleh umat Islam. Meskipun dalam realitasnya masih juga banyak umat Islam yang sepenuhnya mampu menunaikan ibadah sholat wajib itu seperti yang telah mendapat keringanan atas usulan Nabi Musa ini.

Jadi peristiwa Isra dan mi’raj yang hanya pada satu malam ini — 27 Rajab 621 Masehi perintah Allah SWT untuk umat Islam menunaikan kewajiban sholat wajib 5 kali sehari semalam. Adapun isra dan mi’raj itu sendiri merupakan dua bentuk perjalanan. Yang pertama dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Al Aqsha di Yerusalem pada malam hari bersama Malaikat Jibril dengan menggunakan Buraq. Catatan tersahih dari peristiwa spiritual ini ada dalam Surat Al-Isra ayat 1. Dan mi’raj sendiri adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Yerusalem naik ke langit yang ketujuh, Sidratul Muntaha dan Mustawa. Lalu Nabi Muhammad SAW menerima perintah Allah SWT itu untuk menunaikan sholat wajib lima waktu seperti yang ditekuni oleh umat Islam di mana pun adanya sekarang.

Baca Juga:  Gelar Bukber, AMI Berikan Kabar Gembira Punya Progres Dengan Kemenag

Dalam perjalanan pulang — pada malam hari itu juga — Nabi Muhammad SAW transit dahulu di Baitul Maqdis, baru kemudian melanjutkan perjalanan menuju Mekkah. Dalam perjalan fisik dan perjalan batin ini sering menjadi mimpi kaum spiritual untuk semakin dapat mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dalam hitungan para ahli matematika dan mekanika, peristiwa Isra dan Mi’raj itu jika dikalkulasi dengan kecepatan cahaya pun tetap akan memerlukan waktu yang cukup lama. Setidaknya, dari Mekkah ke Yerusalem saja, jika ditempuh melalui jalan darat — ketika itu — pasti memerlukan waktu yang lama. Apalagi kemudian masih harus dilanjutkan ke langit yang ke tujuh. Sungguh tidak mungkin terjangkau oleh akal, karena memang dimensinya berada pada wilayah spiritual.

Baca Juga:  Logistik Surat Suara Pemilu 2024 Tiba Di Wajo, Bawaslu Lakukan Pengawasan Melekat

jacob ereste__